SELAMAT DATANG PARA PEMBACA,SEMOGA WEB INI DAPAT MENAMBAHAH WAWASAN KITA

Jumat, 19 Maret 2010

ARTI LAMBANG KAB. MUNA

1.Perisai melambangkan bahwa Pemerintah Daerah adalah berkewajiban mengayomi masyarakat.
2.Warna dasar kuning adalah warna yang telah ditetapkan dalam Lambang Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa kuning adalah Kabupaten Muna.
3.Pinggir Perisai (perisai) warna hitam adalah melambangkan keteguhan orang Muna yang dilandasi keyakinan yang tinggi.
4.Pinggir Perisai (perisai) warna putih melambangkan kesucian hati terhadap dasar negara pancasila dan UUD 1945.

5.Perisai warna biru melambangkan bahwa Kabupaten Muna adalah daerah kabupaten yang banyak menghasilkan hasil-hasil laut.
6.Bintang berwarna kuning adalah salah satu sila pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa melambangkan Ketaqwaan Kepada Allah SWT, ketinggian cita-cita orang Muna.
7.Tulisan Kabupaten Muna warna kuning emas adalah suatu kehormatan terhadap Negeri/Daerah Kabupaten Muna, dimana nilai-nilai budaya Kabupaten Muna tetap terpatri dalam hati orang Muna, tak akan padam sepanjang masa.
8.Bunga kapas dan padi yang terikat kuat oleh seutas tali dan berhiaskan pita putih dengan tulisan “WITE BARAKATI” warna merah :
Bunga kapas 17 buah melambangkan 17 Agustus.
Butir padi 45 butir melambangkan tahun kemerdekaan 1945.
Bunga + kapas melambangkan sandang-pangan atau kesejahteraan sosial.
Wite Barakati, suatu sumbangan keseluruhan yang digali dari nilai sejarah terbentuknya daratan Pulau Muna.
Yaitu asal mula terjadinya Pulau Muna dari pecahan kabut yang disebut filiyin yang telah pijar, merupakan suatu batu NUQTHAH adalah titik bah yang penuh berkah dari takdir allah SWT masyarakat Kabupaten Muna menyebutnya Kabarakatino Witeno Wuna.

Warnah merah melambangkan seluruh masyarakat Muna memiliki semangat hidup.
9.Lingkaran tali berjumlah 60 lilitan melambangkan :
Tali persatuan yang bersifat kekeluargaan dalam lingkaran masyarakat Muna.
Tali persatuan dalam masyarakat Muna yang berwawasan kebangsaan nasional.
60 lilitan melambangkan tahun 1960 terbentuknya Kabupaten Muna.
10.Pohon jati, melambangkan hasil utama Kabupaten Muna yang sangat terkenal di dunia internasional. Jati merupakan identitas Kabupaten Muna, baik nasional maupun regional, serta merupakan jaminan secara ekonomi dan politik ketika pembentukan.
11.Kontukowuna merupakan suatu keajaiban alam, dimana bunga karang tersebut tumbuh didaratan pegunungan. Bagi orang Muna kontukowuna merupakan suatu batu bunga yang mendapat mujizat dari Allah SWT, dan hanya terdapat di pulau Muna (dekat dengan perahu Sawerigadi di kontukowuna).
12.Benteng melambangkan kerajaan di Muna pada masa lalu yang memiliki nilai kejuangan kepahlawanan dan heroisme dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan.
Benteng Ereke di Kulisusu
Benteng Wadulao di Wasolangka
Benteng Tiweoro di Kambara
Benteng Kota Muna di Kota Muna
Lasiapanu di Tewehu
Waobu di Marobea, serta benteng-benteng lainnya
13.Warna hijau, biru muda dan coklat melambangkan hasil hutan tambang, mineral dan seluruh kandungan yang ada didalamnya.
14.Bahutara Bahtera adalah suatu symbol realisme bagi ekspedisi Sawerigadi (Sawerigadi) yang terdapat di daratan Muna, Sawerigadi (Sawerigading) dapat dilihat di atas sebuah batu besar menyerupai perahu tak jauh dari Kota Muna. Ekspedisi sawerigading merupakan cikal bakal lahirnya comuniting orang Muna.

KONDISI ANGKUTAN KABUPATEN MUNA

01. Panjang Jalan
Panjang jalan di Kabupaten Muna tahun 2005 tercata sepanjang 1.224,2 km yang terdiri atas jalan propinsi sepanjang 268,5 km untuk jalan propinsi dan jalan Kabupaten sepanjang 955,7 km.

02. Angkutan Darat
Sarana angkutan darat seperti kendaraan bermotor memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya sarana Angkutan Darat ini karena disamping dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai angkutan penumpang, juga dapat dipergunakan sebagai angkutan barang barang produksi hasil pertanian, kehutanan dan hasil-hasil lainnya. Jenis sarana angkutan darat yang dicakup disini adalah kendaraan bermotor yang meliputi mobil dan sepeda motor.

03. Angkutan Laut
Jumlah kunjungan kapal pada tahuin 2005 meningkat sebesar (26,29%) di bandingkan tahun 2004 yaitu dari 2.077kunjungan tahun 2004 meningkat menjadi 2.623 kunjungan tahun 2005. jumlah penumpang yang turun tahun 2004 tercatat 144.243 orang dan pada tahun 2005 sebanyak 60.435 orang atau turu sebesar 58, 09 %. Sedangkan jumlah penumpang yang naik mengalami penurunan sebesar 65,87% yaitu dari 118.029 orang tahun 2004 menjadi 40.280 orang tahun 2005

KONDISI PERINDUSTRIAN MUNA

Penyajian data di bidang industri ini meliputi industri besar dan sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.pembagian diatas dirinci menurut banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada industri tersebut dengan ketentuan bahwa jika perusahaan industri tersebut memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih di kategorikan sebagai perusahaan industri besar, 20 sampai dengan 99 orang diklasifikasikan sebagai industri sedang sedangkan 5 dampai dengan 19 orang adalah industri kecil dan kalau tenaga kerjanya kurang dari (5) orang dikategorikan sebagai industri rumah tangga.

Sumber data perusahaan industri yang di sajikan diperoleh dari dua sumber yaitu dari hasil survei industri besar dan sedang badan pusat statistik tahun 2005 dan data dari kantor dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten muna. Dari hasil survei tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan industri besar/sedang dikabupaten muna tahun 2005 tercatat sebanyak 15 buah perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 568 orang.

Di bandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah perusahaan industri besar/ sedang tahun 2005 berkurang sebanyak 3 perusahaan atau menurun sebesar 16,67 persen, dimana dari 18 perusahaan tahun 2004 menjadi 15 perusahanan tahun 2005. kondisi ini di ikuti dengan penurunan tenaga kerja sebesar 18,97 persen ditahun 2005. pengeluaran unruk tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 42,62 persen yaitu dari 2.846.718 ribu rupiah tahun 2004 menjadi 1.633. 422 ribu rupiah tahun 2005.

02. Listrik
Pada umumnya peningkatan jumlah pelanggan diatas diikuti dengan makin membesarnya daya listrik yang diserap oleh pelanggan yakni sebanyak 16,657.948,Kwh pada tahun 2004 menjadi 18,056.173 Kwh pada tahun 2005 atau naik sebesar 8,39 persen. Dilihat dari besarnya nilai penjualan maka pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 9,36 persen yakni dari 9.241.633 ribu rupiah pada tahun 2004 menjadi 10.106.582 ribu rupiah pada tahun 2005.

Berkenaan dengan itu jumlah tenaga listrik yang di produksi tahun 2005 menunjukan penurunan sebesar 1,28 persen yaitu dari 19,662,579 Kwh p[ada tahun 2004 menjadi 19.410.386 Kwh Tahun 2005.

03. Air Minum
Jumlah pelaggan pada tahun 2005 berjumlah 4.728 pelanggan turun sebesar 5,12 persen dibanding tahun 2004 sebanyak 4,983 pelanggan. Sedangkan volume air yang di salurkan naik dari 533 ,680 M3 pada tahun 2004 menjadi 755,147 M3 pada tahun 2005 atau naik sebesar 41,50 persen. Peningkatan ini disebabkan berfungsinya kembali mesin yang sebelumnya mengalami kerusakan. Sedangkan nilai penjualan air bersih tahun 2004 berjumlah 1.081.672 ribu rupiah meningkat menjadi 1,269,787 ribu rupiah pada tahun 2005 atau naik sebesar 17,39 persen.

Dilihat menurut jenis pelanggan maka yang terbanyak adalah non niaga (tempat tinggal) sebanyak 4,571 pelanggan atau mencapai 06,68 persen dengan jumlah air yang diserap rata-rata sebanyak 690.011 M3 dengan nilai total penjualan sebesar 1.117.330 ribu rupiah. Selebihnya adalah sosial , niaga kecil, instansi pemerintah dan khusus.

RUMAH ADAT MUNA

Anjungan atau bangunan induk anjungan mengambil bentuk Istana Sultan Buton (disebut Malige) yang megah. Meskipun didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan dengan kokoh dan megah diatas sandi yang menjadi landasan dasarnya. Patung dua ekor kuda jantan yan sedang bertarung, pelengkap bangunan, menggambarkan tradisi mengadu kuda dari Pulau Muna yang digemari masyarakat Sulawesi Tenggara. Di Taman Mini Indonesia Indah, anjungan Sulawesi Tenggara terletak di sebelah tenggara arsipel, bersebelahan dengan anjungan Sulawesi Selatan serta berhadapan dengan istana anak-anak Indonesia. Dalam memperkenalkan daerahnya propinsi Sulawesi Tenggara menampilkan bangunan induk yang merupaka tiruan dari istana raja Buton yang disebut Malige. Bangunan ini sengaja ditampilkan karena bangunan yang asli masih ada di pulau Buton serta merupakan satu peninggalan budaya yang bersejarah. Di halaman anjungan dilengkapi dengan patung-patung orang berpakaian adat antara lain dari daerah Buton, Muna, Kendari dan Koloka. Juga patung 2 ekor kuda jantan yang sedang berlaga, memperebutkan kuda betina. Adegan in menggambarkan Pogerano Ajara, jenis aduan kuda khas Sulawesi Tenggara, dan merupakan permainan raja-raja. Selain Anoa, Rusa dan lain-lain.
Rumah adat Buton atau Buton merupakan bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Banguanannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat sedikit lebih melebar.


Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya, melainkan memakai pasak atau paku kayu. Tiang-tiang depan terdiri dari 5 buah yang berjajar ke belakang sampai delapan deret, hingga jumlah seluruhnya adalah 40 buah tiang. Tiang tengah menjulang ke atas dan merupakan tiang utama disebut Tutumbu yang artinya tumbuh terus. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu wala da semuanya bersegi empat. Untuk rumah rakyat biasa, tiangnya berbentuk bulat. Biasanya tiang-tiang ini puncaknya terpotong. Dengan melihat jumlah tiang sampingnya dapat diketahui siapa atau apa kedudukan si pemilik. Rumah adat yang mempunyai tiang samping 4 buah berarti rumah tersebut terdiri dari 3 petak merupakan rumah rakyat biasa. Rumah adat bertiang samping 6 buah akan mempunyai 5 petak atau ruangan, rumah ini biasanya dimiliki oleh pegawai Sultan atau rumah anggota adat kesultanan Buton. Sedangkan rumah adat yang mempunyai tiang samping 8 buah berarti rumah tersebut mempunyai 7 ruangan dan ini khusus untuk rumah Sultan Buton.

Adapun susunan ruangan dalam istana ini adalah sebagai berikut:

1 Lantai pertama terdiri dari 7 petak atau ruangan, ruangan pertama dan kedua berfungsi sebgai tempat menerima tamu atau ruang sidang anggota Hadat Kerajaan Buton. Ruangan ketiga dibagi dua, yang sebelah kiri dipakai untuk kamar tidur tamu, dan sebelah kanan sebagai ruang makan tamu. Ruangan keempat juga dibagi dua, berfungsi sebgai kamar anak-anak Sultan yang sudah menikah. Ruang kelima sebgai kamar makan Sultan, atau kamar tamu bagian dalam, sedangkan ruangan keenam dan ketujuh dari kiri ke kanan diperguakan sebagai makar anak perempouan Sultan yang sudah dewasa, kamar Sultan dan kamar anak laki-laki Sultan yang dewasa.

Di anjungan Sulawesi Tenggara, lantai pertama ini konstruksi atau susunan ruangan sudah diubah sesuai dengan keperluan, sebagi pameran dan peragaan aspek kebudayaan daerahnya. Di sini dipamerkan pakaian kebesaran tradisional raja Kendari beserta permaisurinya, juga pakaian kebesaran raja Muna,panglima perang atau Kapitalao, menteri besar atau Banto Balano dan Pasi yakni petugas pengurus benda pusaka kerajaan. Semuanya dipamerkan dengan bentuk boneka berpakaian tradisional tersebut. Di ruanga inipun dioamerkan berbagai jenis hasil kerajiana perak Kendari, kerajinan anyaman-anyaman, tenunan serta benda-benda pusaka, beberapa goci dan berbagai binatang yang telah diawetkan seperti penyu, burung Meleo, penyu bersisik, biawak, enggang dan lain-lain.

2 Lantai kedua dibagi menjadi 14 buah kamar, yaitu 7 kamar di sisi sebelah kanan dan 7 kamar di sisi sebelah kiri. Tiap kamar mempunyai tangga sendiri-sendiri hingga terdapat 7 tangga di sebelah kiri dan 7 tangga sebelah kanan, seluruhnya 14 buah tangga. Fungsi kamar-kamar tersebut adalah untuk tamu keluarga, sebagai kantor, dan sebagai gudang. Kamar besar yang letaknya di sebelah depan sebagai kamar tinggal keluarga Sultan, sedangkan yang lebih besar lagi sebagai Aula.

3 Lantai ketiga berfungsi sebagai tempat rekreasi

4 Lantai keempat berfungsi sebagai tempat penjemuran. Disamping kamar bangunan Malige terdapat sebuah banguan seperti rumah panggung mecil, yang dipergunakan sebagai dapur, yang dihubungakan dengan satu gang di atas tiang pula. Di anjungan bangunan ini di[pergunakan sebagai kantor anjungan. Pada bangunan Malige terdapat 2 macam hiasan, yaitu ukira naga yang terdapat di atas bubungan rumah, serta ukiran buah nenas yang tergantung pada papan lis atap, dan dibawah kamar-kamar sisi depan. Adapun kedua hiasan tersebut mengandunga makna yang sangat dalam, yakni ukiran naga merupakan lambang kebesaran kerajaan Buton. Sedangkan ukiran buah nenas, dalam tangkai nenas itu hanya tumbuh sebuah nenas saja, melambangkan bahwa hanya ada satu Sultan di dalam kerajaan Buton. Bunga nenas bermahkota, berarti bahwa yang berhak untuk dipayungi dengan payung kerajaan hanya Sultan Buton saja. Nenas merupakan buah berbiji, tetapi bibit nenas tidak tumbuh dari bibit itu, melainkan dari rumpunya timbul tunas baru. ini berarti bahwa kesultanan Buton bukan sebagai pusaka anak beranak yang dapat diwariskan kepada anaknya sendiri. Falsafah nenas in dilambangakan sebagai kesultanan Buton, dan Malige Buton mirip rongga manusia.
Anjugan daerah Sulawesi Tenggara dibangun sejak tahun 1973 dan diresmikan pengggunaannya pada tahun 1975.

Bertindak sebagai perancang terutama pada bangunan induknya adalah orang-orang adat dari bekas kesultanan Buton. Pada halaman anjungan terdapat arena pertunjukan dengan latar belakang relief, yang menggambarkan kebudayaan di Sulawesi Tenggara. Di arena inilah pada hari Minggu atau hari libur dipagelarkan kesenian tradisional seperti tari-tarian antara lain tari Kalegoa, tari Lariangi, tari Balumpa, tari Malulo dan lain-lain. Jenis tarian terakhir merupakan tarian pergaulan yang ditarikan dengan membentuk suatu lingkaran, bila besarnya lingkaran telah mencapai lebar arena, dibentuk lagi lingkaran baru di dalamnya, begitu seterusnya sehingga membentuk lingkaran yang berlapis-lapis karena semakin banyak orang yang melibatkan diri ikut menari tarian Malulo ini. Selain itu juga ditampilkan musik lagu-lagu daerah, dan diwaktu-waktu tertentu dipamerkan makanan-makanan khas daerah Sulawesi Tenggara ataupun karnaval tradisional. Anjungan daerah Sulawesi Tenggara telah menerima kunjungan tamu negara pada tanggal 1 Mei 1983 yakni istri P.M Jepang, Ny. Tautako Nakasone dan pada tanggal 10 November 1984 berkunjung pula istri P.M. Thailand, Ny. Virat Chomanan- (TMII)

MUSLIM WAL MUSLIMAH

m
Muslimin Wal Muslimah 16 Maret jam 15:32 Balas
http://www.facebook.com/home.php?#!/pages/indonesia/Belajar-Adab-Adab-Sunnah-Rasulullah-saw/333551552900?ref=nf

Mohon maaf atas kesalahan sebelumnya, Sejak saat ini,Group ini sekarang sudah di ambil alih oleh Tim Belajar Adab Adab Sunnah Rasulullah Saw.

Rukun shalat. ADA 13.

1. Niat
Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya(Bukhari,Muslim)
2.Berdiri dalam shalat fardhu jika mampu.
Jika kamu tidak mampu karena udzur maka boleh duduk, juka tidak mampu juga,maka berbaringlah miring(Bukhari)
3.Takbiratul ihram.
Kunci shalat ialah bersuci,tahrimnya ialah takbir,dan tahlilnya ialah mengucap salam(Tirmidzi abu dawud)
4.Membaca alfatiha.
Tidak sah shalat seseorang tanpa membaca alfatiha.(Bukhari,Muslim)
5.Ruku.
Minimal menunduk seukuran yg memungkinkan orang yg shalat meletakkan telapak tangannya di lututnya, Ruku yg sempurna ialah menunduk hingga punggung menjadi rata(Al hajj:77, Bukhari,Muslim)
6.Berdiri tegak sesudah Ruku(i'tidal).
Yaitu berdiri tegak memisahkan antara ruku dan sujud(Bukhari,Muslim)
7.Sujud dua kali pada setiap shalat(Al hajj:77, Bukhari)
8.Duduk diantara dua sujud.
9.Duduk terakhir, Yaitu duduk pada akhir rakaat,yg terakhir dari shalat itu,di akhiri dengan salam.
10.Tasyahud pada duduk terakhir. Wajib membaca tasyahud(Bukhari,Muslim,Baihaqi,Daruquthni).
11.Shalawat atas nabi.
Yaitu membaca shalawat atas nabi Muhammad saw,sesudah membaca tasyahud di atas ,sebelum salam(Al ahzab 56,Ibnu hibban,hakim,Tirmidzi,abu dawud,bukhari,muslim)
12.Salam yang pertama,yaitu mengucapkan "assalamu alaykum warahmatullah" dua kali. sekali sambil menengok kesebelah kanan, dan sekali lagi sambil menengok kesebelah kiri. hingga terlihat pipinya dari belakang(Muslim,Abu Dawud,tirmidzi)

AWAL

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus 10 mata-mata yang dipimpin Ashim bin Tsabit al-Anshari kakek Ashim bin al-Khaththab. Ketika mereka tiba di daerah Huddah antara Asafan dan Makkah mereka berhenti di sebuah kampung suku Hudhail yang biasa disebut sebagai Bani Luhayan.


Kemudian Bani Luhayan mengirim sekitar 100 orang ahli panah untuk mengejar para mata-mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berhasil menemukan sisa makanan berupa biji kurma yang mereka makan di tempat istirahat itu. Mereka berkata, 'Ini adalah biji kurma Madinah, kita harus mengikuti jejak mereka.'


Ashim merasa rombongannya diikuti Bani Luhayan, kemudian mereka berlindung di sebuah kebun. Bani Luhayan berkata, 'Turun dan menyerahlah, kami akan membuat perjanjian dan tidak akan membunuh salah seorang di antara kalian.' Ashim bin Tsabit berkata, 'Aku tidak akan menyerahkan diri pada orang kafir.' Lalu memanjatkan doa, 'Ya Allah, beritakan kondisi kami ini kepada NabiMu shallallahu ‘alaihi wasallam.'


Rombongan Bani Luhayan melempari utusan Rasulullah dengan tombak, sehingga Ashim pun terbunuh. Utusan Rasulullah tinggal tiga orang, mereka setuju untuk membuat perjanjian. Mereka itu adalah Hubaib, Zaid bin Dasnah dan seorang lelaki yang kemudian ditombak pula setelah mengikatnya. Laki-laki yang ketiga itu berkata, 'Ini adalah penghianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan berkompromi kepadamu karena aku telah memiliki teladan (sahabat-sahabatku yang terbunuh).'


Kemudian rombongan Bani Hudhail membawa pergi Hubaib dan Zaid bin Dasnah, mereka berdua dijual. Ini terjadi setelah peperangan Badar. Adalah Bani Harits bin Amr bin Nufail yang membeli Hubaib. Karena Hubaib adalah orang yang membunuh al-Harits bin Amir pada peperangan Badar. Kini Hubaib menjadi tawanan Bani al-Harits yang telah bersepakat untuk membunuhnya.


Pada suatu hari Hubaib meminjam pisau silet dari salah seorang anak perempuan al-Harits untuk mencukur kumisnya, perempuan itu meminjaminya. Tiba-tiba anak laki-laki perempuan itu mendekati Hubaib bahkan duduk dipangkuannya tanpa sepengetahuan ibunya. Sementara tangan kanan Hubaib memegang silet. Wanita itu berkata, 'Aku sangat kaget.' Hubaib pun mengetahui yang kualami. Hubaib berkata, 'Apakah kamu khawatir aku akan membunuh anakmu? Aku tidak mungkin membunuhnya.'


Wanita itu berkata, 'Demi Allah aku tidak pernah melihat tawanan sebaik Hubaib. Dan demi Allah pada suatu hari, aku melihat Hubaib makan setangkai anggur dari tangannya padahal kedua tangannya dibelenggu dengan besi, sementara di Makkah sedang tidak musim buah. Sungguh itu merupakan rizki yang dianugrahkan Allah kepada Hubaib.'


Ketika Bani al-Harits membawa keluar Hubaib dari tanah haram untuk membunuhnya, Hubaib berkata, 'Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat dua rakaat.' Mereka mengizinkan shalat dua rakaat. Hubaib berkata, 'Demi Allah, sekiranya kalian tidak menuduhku berputus asa pasti aku menambah shalatku.' Lalu Hubaib memanjatkan doa, 'Ya Allah, susutkanlah jumlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka, sehingga tidak ada seorang pun dari keturunannya yang hidup,' lalu mengucapkan syair:


Mati bagiku bukan masalah, selama aku mati dalam keadaan Islam
Dengan cara apa saja Allahlah tempat kembaliku
Semua itu aku kurbankan demi Engkau Ya Allah
Jika Engkau berkenan,
berkahilah aku berada dalam tembolok burung karena lukaku (syahid)


Lalu Abu Sirwa’ah Uqbah bin Harits tampil untuk membunuh Hubaib. Hubaib adalah orang Islam pertama yang dibunuh dan sebelum dibunuh melakukan shalat.


Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahu para sahabat pada hari disiksanya Hubaib, bahwa kaum Quraisy mengutus beberapa orang untuk mencari bukti bahwa Ashim bin Tsabit telah terbunuh dalam peristiwa itu, mereka mencari potongan tubuh Ashim. Karena Ashim adalah yang membunuh salah seorang pembesar Quraisy. Tetapi Allah melindungi jenazah Ashim dengan mengirim sejenis sekawanan lebah yang melindungi jenazah Ashim, sehingga orang-orang itu tidak berhasil memotong bagian tubuh jenazah Ashim sedikit pun." (HR. Al-Bukhari, no. 3989; Abu Dawud, no. 2660.)